“
Perubahan tidak menjamin kesuksesan, tapi setiap kesuksesan membutuhkan
perubahan”.
Itu adalah salah satu
slogan favoritku yang menunjukkan semangat perubahan. Kalimat itu bisa memiliki
makna yang dalam, jika kita menginginkan kesuksesan maka mau tidak mau kita membutuhkan
perubahan, meninggalkan cara lama kita yang sudah tidak sesuai dan mengubahnya
dengan cara baru yang lebih efektif mengantarkan kepada kesuksesan yang ingin
kita tuju.
Bicara tentang
perubahan, yang sedang panas-panasnya adalah perubahan kurikulum 2013. Pemerintah
sepertinya selalu berupaya memperbaiki pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 ini
diharapkan memberikan ruang kreatif siswa seluas-luasnya, dan pendidikan
karakter yang semakin kuat tercermin pada dunia pendidikan kita.
Perbedaan mendasar pada KTSP kompetensi yang
semula diturunkan dari mata pelajaran maka pada kurikulum 2013 berubah menjadi
mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi siswa. Kompetensi siswa akan
dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua mata pelajaran wajib maupun
pilihan. Pendidikan karakterpun lebih banyak diterima di SD karena semakin naik
jenjang, pelajaran pendidikan karakter berkurang dan diganti dengan pelajaran
keilmuan.
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh, mengatakan Kurikulum Pendidikan 2013 akan
diimplementasikan secara bertahap dan terbatas mulai 15 Juli 2013 atau tepat
tahun ajaran baru. Bertahap maksudnya pengimplementasian kurikulum 2013 itu
tidak dilaksanakan pada seluruh jenjang pendidikan. Melainkan hanya SD kelas 1
dan kelas 4 serta kelas 1 SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Sedangkan terbatas, tidak
semua sekolah akan menggunakan kurikulum baru. Tetapi diutamakan kepada sekolah
yang paling siap untuk melaksanakan pelatihan guru untuk penerapan kurikulum
baru tersebut.
Masyarakat banyak yang pro dan kontra menanggapi perubahan
kurikulum tersebut. Bahkan muncul kalimat yang mengkritik “ganti menteri ganti
kurikulum”. Dampak Positif pihak yang mendukung adalah kurikulum baru 2013 ini
memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa, siswa lebih fokus pada
tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan guru dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan.Sedangkan Dampak negatifnya adalah
kurikulum 2013 ini justru kurang fokus karena menggabungkan mata pelajaran IPA
dengan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu ideal karena tidak
mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu di sejumlah
sekolah sebelum diterapkan. Selain itu dalam perubahan kurikulum dengan langkah
pemerintah yg tergesa-gesa ini , harusnya tidak memberatkan dan meresahkan masyarakat
terkait implementasi di lapangan nanti (Sumber :
kompas.com).
Sebagian ada yang berpendapat akan mematikan kreatifitas guru dengan sudah
disiapkannya perangkat pembelajaran silabus dari pusat.
Pengangguran masal bagi guru-guru tertentu
bidang studi yang dipangkas mata pelajarannya. Sementara itu, pemerintah pusat menjamin
perubahan kurikulum akan lebih mempermudah kinerja para guru. Seharusnya guru
tidak perlu khawatir, sebab perubahan kurikulum hanya bersifat penyempurnaan.
Karena itu pemahaman guru penting untuk menunjang terlaksananya kurikulum 2013
baru.
Terbebas dari pro dan
kontra tersebut, sebaiknya kita kembali kepada slogan perubahan yang saya
sebutkan di atas. Tentunya arti perubahan disini yang dibutuhkan adalah
perubahan yang lebih baik bukan sebaliknya. Perubahan tersebut juga harus
menyeluruh maksudnya kita mengganti atau meningkatkan segala aspek yang penting
dalam mencapai tujuan. Contohnya jika ban sepeda kita kempes maka kita berusaha
memompanya, ternyata selang beberapa menit kempes lagi, kemudian kita pompa
lagi, kejadian itu terus berulang, kita tetap melakukan cara yang sama maka kita
melakukan hal yang sia-sia jika ternyata ban itu bocor. Jika kita memeriksa sebelumnya
kondisi ban apakah terdapat lubang, hanya lubang ban luar atau lubang ban dalam
maka kita bisa melakukan tindakan perbaikan yang tepat yaitu menambalnya, atau
mengganti ban dalam ataukah mengganti ban keseluruhan jika memang ban itu tidak
bisa digunakan lagi. Sama halnya dengan perubahan kurikulum sebaiknya
pemerintah tidak hanya sibuk merubah kurikulum sementara mungkin ‘kelupaan’
hal-hal yang penting yang harus diselesaikan lebih dulu seperti kualitas guru.
Guru adalah ujung
tombak dari dunia pendidikan, karena guru yang bersentuhan langsung mentransfer
ilmu kepada peserta didik. Kualitas guru menentukan kualitas pendidikan. Kurikulum
adalah alat yang mampu mengantarkan pendidikan Indonesia menuju cita-cita yang
lebih baik sedangkan guru adalah pengemudi alat tersebut. Ibaratnya secanggih
dan semewah apapun pesawat, tapi jika si pilotnya tidak mampu mengemudikan
pesawat dengan benar maka kecelakaan dan koban tidak dapat terhindarkan. Sehingga
sekarang hal yang paling dicari adalah:
siapakah
guru yang siap melaksanakan kurikulum 2013?
Sebelumnya sebagai
pendidik sebaiknya kita meresapi kembali slogan perubahan di atas. Kurikulum memang
diperlukan untuk selalu dinamis mengikuti perubahan kebutuhan dunia yang terus
berkembang, sehingga kurikulum memang perlu penyempurnaan terus menerus asalkan
sebagai cara yang efektif untuk proses mencerdaskan bangsa. Kesiapan guru
penting untuk suksesnya pelaksanaan kurikulum 2013. Untuk itu pemerintah perlu
memberikan waktu, sosialisasi dan fasilitas yang merata dan memadai sehingga
menghasilkan kesamaan pandangan dan kebulatan tekad dari para guru. Tentunya pemerataan
kualitas guru juga harus dipikirkan, agar kurikulum tersebut bisa
diimplementasikan secara baik dengan didukung guru yang berkualitas terutama perlu
perhatian khusus di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal yang biasa disebut
daerah (3T).
Selanjutnya sebagai
guru sebaiknya juga paham akan panggilan jiwanya untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Guru yang komitmen dengan panggilan jiwanya akan berusaha selalu
belajar untuk memperbaiki diri dan mengajar dengan hati. Guru bertanggung jawab
membangun suasana belajar yang mendorong kreatifitas siswa. Tugas ini jauh
lebih berat daripada kebiasaan mengajar yang jadul seperti hanya ceramah lagi
dan lagi. Guru semestinya harus ‘melek’ teknologi dan ‘gaul’ dengan pemanfaatan
internet , berkarya dan mengembangkan cara mengajarnya serta mampu menjalin
kerjasama dengan rekan yang lain dalam upaya peningkatan kualitasnya.
Semoga semangat
perubahan untuk kesuksesan selalu tertanam dalam diri setiap pendidik sehingga
dapat menularkannya kepada peserta didiknya, selanjutnya mampu memunculkan
kebiasaan perubahan yang lebih baik demi masa depan pendidikan Indonesia.
GANBATTE KUDASAI ^^