Sabtu, 27 April 2013

Dicari: guru yang siap melaksanakan kurikulum 2013?



“ Perubahan tidak menjamin kesuksesan, tapi setiap kesuksesan membutuhkan perubahan”. 

Itu adalah salah satu slogan favoritku yang menunjukkan semangat perubahan. Kalimat itu bisa memiliki makna yang dalam, jika kita menginginkan kesuksesan maka mau tidak mau kita membutuhkan perubahan, meninggalkan cara lama kita yang sudah tidak sesuai dan mengubahnya dengan cara baru yang lebih efektif mengantarkan kepada kesuksesan yang ingin kita tuju.

Bicara tentang perubahan, yang sedang panas-panasnya adalah perubahan kurikulum 2013. Pemerintah sepertinya selalu berupaya memperbaiki pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 ini diharapkan memberikan ruang kreatif siswa seluas-luasnya, dan pendidikan karakter yang semakin kuat tercermin pada dunia pendidikan kita.

Perbedaan mendasar pada KTSP kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran maka pada kurikulum 2013 berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi siswa. Kompetensi siswa akan dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua mata pelajaran wajib maupun pilihan. Pendidikan karakterpun lebih banyak diterima di SD karena semakin naik jenjang, pelajaran pendidikan karakter berkurang dan diganti dengan pelajaran keilmuan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh, mengatakan Kurikulum Pendidikan 2013 akan diimplementasikan secara bertahap dan terbatas mulai 15 Juli 2013 atau tepat tahun ajaran baru. Bertahap maksudnya pengimplementasian kurikulum 2013 itu tidak dilaksanakan pada seluruh jenjang pendidikan. Melainkan hanya SD kelas 1 dan kelas 4 serta kelas 1 SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Sedangkan terbatas, tidak semua sekolah akan menggunakan kurikulum baru. Tetapi diutamakan kepada sekolah yang paling siap untuk melaksanakan pelatihan guru untuk penerapan kurikulum baru tersebut.

Masyarakat banyak yang pro dan kontra menanggapi perubahan kurikulum tersebut. Bahkan muncul kalimat yang mengkritik “ganti menteri ganti kurikulum”. Dampak Positif pihak yang mendukung adalah kurikulum baru 2013 ini memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa, siswa lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.Sedangkan Dampak negatifnya adalah kurikulum 2013 ini justru kurang fokus karena menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu ideal karena tidak mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu di sejumlah sekolah sebelum diterapkan. Selain itu dalam perubahan kurikulum dengan langkah pemerintah yg tergesa-gesa ini , harusnya tidak memberatkan dan meresahkan masyarakat terkait implementasi di lapangan nanti (Sumber : kompas.com). Sebagian ada yang berpendapat akan mematikan kreatifitas guru dengan sudah disiapkannya perangkat pembelajaran silabus dari pusat. Pengangguran masal bagi guru-guru tertentu bidang studi yang dipangkas mata pelajarannya. Sementara itu, pemerintah pusat menjamin perubahan kurikulum akan lebih mempermudah kinerja para guru. Seharusnya guru tidak perlu khawatir, sebab perubahan kurikulum hanya bersifat penyempurnaan. Karena itu pemahaman guru penting untuk menunjang terlaksananya kurikulum 2013 baru.

Terbebas dari pro dan kontra tersebut, sebaiknya kita kembali kepada slogan perubahan yang saya sebutkan di atas. Tentunya arti perubahan disini yang dibutuhkan adalah perubahan yang lebih baik bukan sebaliknya. Perubahan tersebut juga harus menyeluruh maksudnya kita mengganti atau meningkatkan segala aspek yang penting dalam mencapai tujuan. Contohnya jika ban sepeda kita kempes maka kita berusaha memompanya, ternyata selang beberapa menit kempes lagi, kemudian kita pompa lagi, kejadian itu terus berulang, kita tetap melakukan cara yang sama maka kita melakukan hal yang sia-sia jika ternyata ban itu bocor. Jika kita memeriksa sebelumnya kondisi ban apakah terdapat lubang, hanya lubang ban luar atau lubang ban dalam maka kita bisa melakukan tindakan perbaikan yang tepat yaitu menambalnya, atau mengganti ban dalam ataukah mengganti ban keseluruhan jika memang ban itu tidak bisa digunakan lagi. Sama halnya dengan perubahan kurikulum sebaiknya pemerintah tidak hanya sibuk merubah kurikulum sementara mungkin ‘kelupaan’ hal-hal yang penting yang harus diselesaikan lebih dulu seperti kualitas guru.

Guru adalah ujung tombak dari dunia pendidikan, karena guru yang bersentuhan langsung mentransfer ilmu kepada peserta didik. Kualitas guru menentukan kualitas pendidikan. Kurikulum adalah alat yang mampu mengantarkan pendidikan Indonesia menuju cita-cita yang lebih baik sedangkan guru adalah pengemudi alat tersebut. Ibaratnya secanggih dan semewah apapun pesawat, tapi jika si pilotnya tidak mampu mengemudikan pesawat dengan benar maka kecelakaan dan koban tidak dapat terhindarkan. Sehingga sekarang hal yang paling dicari adalah:
 siapakah guru yang siap melaksanakan kurikulum 2013?

Sebelumnya sebagai pendidik sebaiknya kita meresapi kembali slogan perubahan di atas. Kurikulum memang diperlukan untuk selalu dinamis mengikuti perubahan kebutuhan dunia yang terus berkembang, sehingga kurikulum memang perlu penyempurnaan terus menerus asalkan sebagai cara yang efektif untuk proses mencerdaskan bangsa. Kesiapan guru penting untuk suksesnya pelaksanaan kurikulum 2013. Untuk itu pemerintah perlu memberikan waktu, sosialisasi dan fasilitas yang merata dan memadai sehingga menghasilkan kesamaan pandangan dan kebulatan tekad dari para guru. Tentunya pemerataan kualitas guru juga harus dipikirkan, agar kurikulum tersebut bisa diimplementasikan secara baik dengan didukung guru yang berkualitas terutama perlu perhatian khusus di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal yang biasa disebut daerah (3T).

Selanjutnya sebagai guru sebaiknya juga paham akan panggilan jiwanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang komitmen dengan panggilan jiwanya akan berusaha selalu belajar untuk memperbaiki diri dan mengajar dengan hati. Guru bertanggung jawab membangun suasana belajar yang mendorong kreatifitas siswa. Tugas ini jauh lebih berat daripada kebiasaan mengajar yang jadul seperti hanya ceramah lagi dan lagi. Guru semestinya harus ‘melek’ teknologi dan ‘gaul’ dengan pemanfaatan internet , berkarya dan mengembangkan cara mengajarnya serta mampu menjalin kerjasama dengan rekan yang lain dalam upaya peningkatan kualitasnya.

Semoga semangat perubahan untuk kesuksesan selalu tertanam dalam diri setiap pendidik sehingga dapat menularkannya kepada peserta didiknya, selanjutnya mampu memunculkan kebiasaan perubahan yang lebih baik demi masa depan pendidikan Indonesia.

GANBATTE KUDASAI ^^

16 komentar:

  1. siip lah.. Good..good

    BalasHapus
  2. penyebar semangat28 April 2013 pukul 13.36

    ya moga aja kurikulum baru dr pusat itu bisa menyelesaikn masalah2 dlm dunia pendidikan kita. Terutama masalah pendidikan karakter yg lbh byk diterapkan sehingga nantinya ga ada lg tawuran2 pelajar/ kecurangan UN/ berita2 jelek lain. Moga makin byk diganti dg berita2 bagus ttg anak2 bangsa yg membanggakan. Itu PR bwt pemerintah , pendidik dan masyarakat. Terutama bwt qt sbg guru kudu lebih semangat y \(^-^)/

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin..khusnudzon aja ya..semangat jg ^-^

      Hapus
  3. yang kudu diperhatikan memang mutu gurunnya... jangan sampe meskipun kurikulumnya uda bagus(mungkin.hehe)tapi gurunya ga bagus...tetep aja ntar karena gbs cara melaksanakan kurikulum baru tetep aja kembali ke cara ngajar yang lama itu lagi itu lagi...jadi kurikulumnya dibuat pokoke tahu...hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul..betul..betul..kualitas guru yg kudu ditingkatkan..makasih ya bwt komentarnya :)

      Hapus
  4. kenapa jg mesti ganti kurikulum? memangnya kurikulum sebelumnya jelek kah? bukannya sebaiknya hasil kurikulum ktsp sekarang dievaluasi memenuhi harapan atau tidak terus dilakukan perbaikan jika belum sesuai harapan. kalo gonta ganti terus yang kasihan anak-anak didik yang jadi kelinci percobaan dunk....gurunya jg se..hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hemm.sblumnya pemerintah uda mengevaluasi dirasa hasilnya tdk signifikn dan butuh perbaikn mengikuti kebutuhan zaman trz mikirnya lebih baek diganti saja. Ya moga saja anak2 didik dan pendidiknya bukan jadi kelinci percobaan melainkn bener2 bs merasakn manfaat dr kurikulum baru ini.yuuk qt sama2 bilang aaamiiin...

      Hapus
  5. Dikehidupan yang selalu dinamis ini segala sesuatu senantiasa dituntut untuk continues improvement dimana dalam setiap waktu selalu mengalami perubahan baik permasalahan atau peningkatan hasil kuantitatif maupun kualitatif, hal ini pun berlaku pada sektor pendidikan
    Dalam hal perubahan kurikulumpun tidak lepas dari konteks tersebut, hanya saja yang saya soroti adalah ketidaksiapan dari beberapa aspek pendidikan seperti guru, murid, fasilitas pendidikan, dll masih begitu beragam di semua wilayah indonesia sehingga banyak terjadi kesenjangan yang apabila dipaksakan tanpa mempersiapkan secara benar maka sebaik apapun kurikulum tersebut tidak akan mencapai target yang diharapkan, hal ini memang dibutuhkan peran semua pihak dan dukungan yang menyeluruh dengan semangat meningkatkan mutu pendidikan nasional
    Tetapi walaupun banyak hambatan dalam penerapannya, disinilah peran guru sebagai ujung tombak pendidikan dapat selalu belajar dan meningkatkan mutu metode ajarnya kepada siswa, sehingga didapat hasil belajar yang baik,.
    Tetap semangat para guru, pahlawan pendidikan,.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah..komentarnya banyak banget yah...betul.betul.betul..makasih buat semangatnya yah :) . Semangat jg bwt qt semua yg menginginkn untuk Indonesia yg lbh baek ^-^

      Hapus
  6. Serba keterpaksaan, mungkin itu yang bisa saya tangkap apabila kurikulum ini dilaksanakan tahun ini. Betapa tidak, banyak sekali guru yang ada di republik ini belum mengetahui secara gamblang apa itu kurikulum 2013. Yang ada hanya katanya ini, katanya itu, dll. Akibatnya terjadi kesimpangsiuran. Tak jarang pula guru mengikuti berbagai seminar tentang pelaksaan kurikulum 2013 di tempat satu dan di tempat yang lain, penjelasaanya berbeda (pengalaman pribadi :) ). Yang paling menggelikan adalah semua mapel berbasis karakter. Bagaimana ini mengaplikasikan pada pembelajaran? Apakah akan ada mata pelajaran Bahasa Indonesia berbasis karakter, Matematika berbasis karakter, Fisika berbasis karakter, Kimia berbasis karakter, Bahasa Inggris berbasis karakter, dst? Akhirnya, kita harus bekerja keras tahun ini untuk melaksanakan kurikulum yang serba dipaksa ini agar tidak semakin mengorbankan siswa. Semoga kita berhasil dalam segala keterbatasan ini. Aamiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pak..aaamiiin..sepertinya memang tugas guru untuk berusaha lebih baik melaksanakn kurikulum baru nanti supaya tdk mengorbankn murid2... Makasih komentarnya.. Semangat :)

      Hapus
  7. NADYA CHAIRUL SYAMLAN 7D/14
    Benar bu.sepertiapa yang ibu bilang di atas. jika ban sepeda kita kempes kita akan berusaha memompanya,ternyata selang beberapa menit.kempes lagi,kemudian kita memompanya lagi .kejadian itu terus berulang. kita tetap melakukannya dengan cara yang sama.maka kita melakukannya dengan cara yang sia-sia . jadi sama aja kita harus memperbaikki sikap dengan kurikulum yang baru apabila kita tidak memperbaiki kurikulum yang baru kita sama saja dengan cerita diatas
    maaf bu kalau salah nanti tak perbaiki lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nadya..tdk ada yg salah kuq..mkasih ya buat komentarnya :)

      Hapus
  8. ANISA DYAH PRAMESTI 7D/04
    Saya setuju dengan pemerintah untuk mengganti kurikulum yang ada saat ini dengan kurikulum 2013 yang akan ditetapkan pada 15 Juli (awal tahun ajaran baru), karena menuntut siswa lebih kreatif dan akif dalam proses belajar. Tidak hanya itu pembelajaran karakter lebih ditekankan pada siswa sehingga membuat siswa pintar yang berkarakter.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah..makasih dyah uda mau komentar. Ya moga nanti qt bs belajar kreatif sama2 ya.. Moga kalian lah murid2 cerdas dan berakhlakul karimah itu..Semangat :)

      Hapus